Bahasa Sasak

Bahasa Sasak adalah salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia. Bahasa Sasak dituturkan di berbagai wilayah di Indonesia. Diantaranya adalah di Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Barat.

Bahasa Sasak di provinsi Sulawesi Tenggara

Bahasa Sasak adalah salah satu bahasa di Indonesia yang juga dituturkan di provinsi Sulawesi Tenggara.

Bahasa Sasak merupakan bahasa yang bertanah asal di Pulau Lombok. Di Provinsi Sulawesi Tenggara bahasa Sasak dituturkan di daerah-daerah transmigran, yaitu di Kabupaten Buton, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka, dan Kabupaten Muna. Menurut pengakuan penduduk bahasa Sasak di Kabupaten Buton berdampingan dengan beberapa bahasa lokal, yaitu berdampingandengan bahasa Lasalimu Kamaru, Cia-Cia, dan Muna.

Hasil penghitungan dialektometri yang membandingkan bahasa Sasak di Pulau Lombok dengan bahasa Sasak di Sulawesi Tenggara (Desa Ambuau Indah, Kecamatan Lasalimu Selatan, Kabupaten Buton) menunjukkan adanya satu bahasa yang sama dan dialek berbeda dengan persentase perbedaan sebesar 78%. Sementara itu, isolek Sasak merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar antara 81% - 100% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya yang ada di Sulawesi Tenggara, misalnya dibandingkan dengan bahasa Lasalimu-Kamaru dan bahasa Muna.

Bahasa Sasak di provinsi Nusa Tenggara Barat

Bahasa Sasak adalah salah satu bahasa di Indonesia yang juga dituturkan di provinsi Nusa Tenggara Barat.

Tanah asal bahasa Sasak berada di Pulau Lombok. Dari segi kualitatif, berdasarkan ciri-ciri kesamaan linguistik yang berupa inovasi dan retensi bersama, secara fonologis bahasa Sasak memiliki empat variasi dialek, yaitu dialek [a-a], [a-â], [â-â], dan [a-o]. Hal itu terbukti dari adanya bentuk seperti mata, matâ, mâtâ, mato ‘mata’; apa, apâ, âpâ, apo ‘apa’. Dialek [a-a] menyebar di daerah Pegunungan Sembalun, Bayan, Tanjung sampai ke Pringgasela, dari Sokong sampai ke Tebango dan sebagian di Lombok Timur, misalnya, Suralaga, Dasan Borok; Dialek [a-â] menyebar dari barat ke timur Pulau Lombok; dari Tanjung sampai ke Pringgasela, dan merupakan dialek yang penuturnya mayoritas jika dibandingkan dengan ketiga dialek yang lain (dialek itu merupakan dialek standar karena di samping digunakan di pusat kekuasaan/ibu kota provinsi, sebaran geografisnya yang luas, jumlah penuturnya yang lebih besar juga digunakan dalam media massa cetak dan elektronik). Penutur dialek [â-â] tersebar pada sebagian kecil wilayah Lombok Barat: Bajur; Lombok Tengah dan Timur, misalnya di Desa Selaparang, Pengadang, Langko, Pohgading; Penutur dialek [a-o] tersebar di wilayah Lombok Tengah: Aik Bukaq, Bujak, Peresak. Pembagian atas empat ciri fonologis itu dapat menjelaskan secara historis tentang interaksi penutur asli Sasak (dialek a-a) dengan penutur bahasa lain. Misalnya, interaksi dengan penutur bahasa Jawa yang ditandai oleh varian fonologis [a-o] dan interaksi dengan penutur bahasa Bali yang ditandai oleh varian [a-â], [â-â].

Di samping varian geografis, bahasa itu juga mengenal varian sosial, yaitu bentuk halus dan biasa. Keberadaan varian itu juga terkait dengan interaksi antara penutur bahasa Sasak dan penutur bahasa Jawa dan Bali. Selain di Pulau Lombok bahasa Sasak juga memiliki sebaran di beberapa wilayah Indonesia yang lain, misalnya di Bali, Sulawesi Tenggara, dan Lampung. Secara kuantitatif (berdasarkan penghitungan dialektometri), bahasa Sasak di Lombok dengan bahasa Sasak di Bali merupakan bahasa yang berbeda karena persentase perbedaannya sebesar 87,5%; Sementara itu, bahasa Sasak di Lombok dengan bahasa Sasak di Sulawesi Tenggara dan Lampung merupakan dialek yang berbeda dari bahasa yang sama karena persentase perbedaannya di bawah 80%.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, bahasa Sasak merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar antara 81% - 100% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya dibandingkan dengan bahasa Sumbawa (Samawa) dan bahasa Bima (Mbojo).

Near entries
Related entries
HomeSearchBookmarkShare